TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menerima kunjungan kehormatan Perdana Menteri Djibouti Abdoulkader Kamil Mohamed di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis, 14 Maret 2019.
Baca juga: JK Larang Pembangunan Bandara Digarap Kontraktor Asing
Dalam pertemuan itu, Abdoulkader meminta pemerintah Indonesia untuk bekerja sama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang geothermal. "Kami mengharapkan dukungan dari pemerintah Indonesia untuk meningkatkan capacity building, kemampuan para ahli yang ada di industri geothermal di Djibouti," kata Abdoulkader.
Abdoulkader melihat, kondisi lahan di Indonesia dan Djibouti serupa. Selain itu, ia menilai bahwa Indonesia memiliki kemampuan di sektor geothermal karena telah membantu Kenya, negara tetangga Djibouti, untuk mengembangkan industri energi berkelanjutan.
Menurut Abdoelkader, JK meyampaikan padanya bahwa pemerintah Indonesia akan memfasilitasi pendidikan bagi mahasiswa Djibouti untuk datang dan belajar mengenai industri geothermal Indonesia.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, Indonesia adalah negara dengan reserve geothermal terbesar di dunia. Indonesia juga memiliki pendidikan pelatihan untuk geothermal yang cukup bagus. "Karena itu, tadi Pak Wapres mengatakan oke kita sanggupi untuk memberikan pendidikan kepada orang-orang Djibouti yang akan belajar geothermal," kata Retno.
Rencananya, kata Retno, pemerintah Indonesia bisa memulai kerja sama itu dengan memberikan 25 beasiswa pendidikan geothermal di Indonesia kepada orang Djibouti.
Retno juga akan meminta Kedutaan Besar Djibouti yang kini berkedudukan di Tokyo kembali ke Indonesia untuk membahas tindak lanjut kerja sama.
"Karena harus dibahas, terutama mengenai masalah geothermal, termsnya seperti apa. Saya tentu harus bicara dulu dengan ESDM, Pertamina yang memiliki fasilitas pendidikan itu. Kemudian bicara untuk berapa lama pendidikannya. Apakah ada bidang kerja sama yang lebih fokus yang ingin diambil," ujar Retno yang mendampingi JK.